Sejarah Plastik dari Solusi Menjadi Acaman Serius bagi Bumi

Sejarah Plastik dari Solusi Menjadi Acaman Serius bagi Bumi

Plastik merupakan bahan organik sintetis yang dihasilkan melalui proses polimerisasi. Polimerisasi adalah reaksi kimia yang menggabungkan molekul-molekul kecil (monomer) menjadi molekul besar yang disebut makromolekul atau polimer. Plastik sendiri adalah senyawa polimer yang tersusun terutama dari unsur karbon dan hidrogen. Salah satu bahan baku utama dalam pembuatan plastik adalah naptha, yaitu produk hasil penyulingan minyak bumi atau gas alam.


Plastik merupakan polimer, yaitu rantai panjang atom yang saling terhubung. Rantai ini terdiri dari banyak unit molekul yang berulang, dikenal sebagai "monomer." Sebagian besar plastik tersusun dari polimer berbasis karbon, meskipun beberapa juga mengandung oksigen, nitrogen, klorin, ate belerang, sementara jenis tertentu berbasis silikon (Sumartono et al., 2018).


Semua plastik terdiri dari karbon. Plastik sintetis biasanya menggunakan karbon yang berasal dari turunan minyak bumi, sedangkan biopolimer atau bioplastik memanfaatkan karbon yang diambil dari bahan alami. Karbon memiliki sifat unik karena kemampuannya untuk membentuk ikatan tunggal, rangkap, maupun rangkap tiga dengan atom karbon lainnya, melalui berbagi elektron.


Sejarah Plastik



Terciptanya plastic atau polimer pada 1800an awalnya sebagai trobosan untuk menekan penggunakan kertas yang massif. Para ilmuan berusaha menciptakan alternatif material yang bisa diproduksi secara masal, ringan, kuat, dan murah yang tidak sepenuhnya bergantung pada sumber daya alam.


Meskipun saat ini plastic menjadi penyebab masalah lingkungan, tidak bisa dipungkiri bahwa pastik diciptakan awalnya sebagai solusi untuk menjaga kelestarian sumber daya alam. Inovasi plastic sangat diterima oleh berbagai industri di dunia, selain karena lebel ramah lingkungan Harga yang sangat terjangaku menjadi angin segar industri modern.


Perang Dunia II menyebabkan industri plastik di Amerika Serikat berkembang pesat, karena industri terbukti sangat penting untuk kemenangan, sama halnya dengan kekuatan militer. Selama perang, kebutuhan untuk menghemat sumber daya alam yang terbatas mendorong pencarian bahan sintetis, dan plastik menjadi solusi utama. Nylon, yang ditemukan oleh Wallace Carothers pada tahun 1935 sebagai sutra sintetis, digunakan untuk parasut, tali, pelindung tubuh, pelapis helm, dan banyak keperluan lainnya.


Plexiglas juga digunakan sebagai pengganti kaca untuk jendela pesawat. Sebuah artikel di majalah Time mencatat bahwa akibat perang, "plastik digunakan untuk banyak keperluan baru dan menunjukkan fleksibilitasnya sekali lagi." Selama Perang Dunia II, produksi plastik di AS meningkat 300%.


Setelah perang berakhir, peningkatan produksi plastik terus berlanjut. Setelah melewati Depresi Besar dan Perang Dunia II, masyarakat Amerika kembali siap berbelanja, dan banyak barang yang mereka beli terbuat dari plastik. Menurut penulis Susan Freinkel, “Plastik mulai menggantikan material tradisional di banyak produk dan pasar, menggantikan baja dalam mobil, kertas dan kaca dalam kemasan, serta kayu dalam furnitur.”


Plastik memberikan banyak kemungkinan, dan bagi sebagian orang, ini memberi gambaran masa depan yang hampir sempurna, dengan kekayaan material yang melimpah berkat bahan yang murah, aman, higienis, dan bisa dibentuk sesuai keinginan.


Berikut sejarah singkat dari perkembangan plastik, antara lain:


Tahun 1839

Charles Goodyear menciptakan proses kimia vulkanitation yang menghasilkan karet dengan sifat elastis dan kuat. Ciptaan ini menjadi cikal bakal kombinasi polimer.


Tahun 1839

Eduard Simon dari Berlin menciptakan Polystyrene berbahan resin pohon Liquidambar orientalis. Minyak resin disuling menjadi styrene, yang setelah pendinginan berubah menjadi polimer styrol oksida (Styroloxyd). Karena dianggap hasil oksidasi, material ini diberi nama Polistiren.


Tahun 1846

Charles Schonbein, ahli kimia dari Swiss, menciptakan nitrocellulose dengan mencampurkan senyawa asam nitrat (nitric acid) dan asam sulfat (sulfuric acid).


Tahun 1855

Alexander Parkes menciptakan termoplastik, senyawa campuran nitrat selulosa dan kapur. Termoplastik memiliki sifat fleksibel saat terkena panas dan kembali kaku saat dingin.


Tahun 1869

John Wesley Hyatt menciptakan material alternatif pengganti gading. Pada waktu itu, sebuah perusahaan di New York menawarkan hadiah $10.000 untuk inovasi material baru.


Dari solusi plastik menjadi acaman nyata bagi Bumi




Meski begitu tetap Sampah plastik telah menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan kehidupan di bumi. Plastik, dengan sifatnya yang awet, ringan, dan murah, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Namun, di balik manfaatnya, plastik menyimpan bahaya besar bagi lingkungan dan kesehatan. Setiap tahun, jutaan ton sampah plastik mencemari daratan dan lautan kita, mengancam ekosistem yang menjadi tempat tinggal berbagai makhluk hidup.


Di Indonesia saja, penggunaan plastik mencapai angka yang mengkhawatirkan. Data menunjukkan bahwa 182,7 miliar kantong plastik digunakan setiap tahun, menghasilkan 1,2 juta ton sampah plastik. Sampah ini tidak hanya mencemari tanah dan air, tetapi juga membunuh jutaan hewan, seperti burung, ikan, dan organisme laut lainnya. Lebih parahnya lagi, mikroplastik telah ditemukan dalam lebih dari 100 spesies laut, termasuk ikan dan kerang yang menjadi makanan kita. Bayangkan, betapa besarnya ancaman ini bagi kesehatan manusia di masa depan.


Kesadaran akan masalah ini harus dimiliki oleh setiap individu. Kita tidak bisa terus-menerus bergantung pada solusi pemerintah atau organisasi lingkungan saja. Setiap langkah kecil, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang, atau membawa tas belanja sendiri, memiliki dampak yang besar jika dilakukan bersama-sama. Memiliki kepedulian terhadap masalah sampah plastik bukan hanya tentang menyelamatkan lingkungan, tetapi juga menjaga kesehatan kita dan generasi mendatang.


Sebagai manusia yang hidup di planet ini, kita memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi bumi dan semua kehidupan yang ada di dalamnya. Masalah sampah plastik bukan hanya masalah lingkungan—ini adalah panggilan bagi kita semua untuk lebih peduli, lebih bertanggung jawab, dan lebih sadar terhadap pilihan kita sehari-hari. Bersama-sama, kita dapat menciptakan dunia yang lebih bersih, lebih sehat, dan lebih layak huni untuk semua makhluk hidup.



SUMBER ARTIKEL:
  • sciencemuseum.org
  • sciencehistory.org
  • Panasonic Kemabangkan Sistem Pembangkit Energi Terbarukan Berbasis Hidrogen

    Panasonic Kemabangkan Sistem Pembangkit Energi Terbarukan Berbasis Hidrogen


    Panasonic telah menyelesaikan instalasi proyek sel bahan bakar hidrogen bertenaga surya. Perusahaan juga memulai uji coba operasi sistem pembangkit listrik yang mengintegrasikan generator sel bahan bakar hidrogen, generator fotovoltaik (PV), dan baterai penyimpanan. Oven microwave adalah salah satu produk panasonic yang dikemmbangkan dan diproduksi menggunakan energi terbarukan yang dihasilkan oleh sistem ini melalui pengendalian terintegrasi dari tiga jenis sumber energi tersebut. Hal ini diterapkan untuk meningkatkan ketahanan dengan menghasilkan dan menyimpan listrik secara lebih efisien.


    Sistem Manajemen Energi Panasonic


    Panasonic juga akan membangun sistem manajemen energi (EMS) yang memantau perubahan kebutuhan listrik di pabrik dan perubahan cuaca di Inggris.


    EMS ini akan mulai beroperasi pada akhir Maret 2025 dan menyediakan pasokan energi terbarukan yang stabil untuk pabrik perakitan oven microwave.


    Panasonic telah memasang 21 unit generator sel bahan bakar hidrogen murni berkapasitas 5 kW sebagai bagian dari sistem terdistribusi yang dioptimalkan untuk kebutuhan listrik di pabrik perakitan oven microwave-nya. Bersama dengan generator fotovoltaik berkapasitas 372 kW dan baterai penyimpanan berkapasitas 1 MWh, Panasonic bertujuan mengoperasikan sistem tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik sepenuhnya dari energi terbarukan.


    Kepedulian Panasonic terhadap kemajuan teknologi terbarukan


    Panasonic menyatakan bahwa kontrol terintegrasi dari 21 generator sel bahan bakar hidrogen murni akan menyeimbangkan jam operasi setiap unit dan meningkatkan kemampuan pemeliharaan, sehingga memungkinkan pemeliharaan tanpa gangguan. Selain itu, dengan menggunakan hidrogen hijau yang diproduksi di Inggris, listrik yang digunakan di pabrik perakitan oven microwave akan bebas karbon.


    “Kami berharap fasilitas ini dapat digunakan sebagai etalase untuk mendorong kemitraan yang beragam, mempercepat inovasi melalui kombinasi teknologi, dan berkontribusi pada pengembangan industri terkait hidrogen di Inggris,” kata Masahiro Shinada, Presiden & CEO Panasonic Corporation.


    “Dalam sepuluh tahun, atau bahkan 20 tahun ke depan, saya berharap fasilitas ini akan dilihat sebagai tempat lahirnya inovasi – di mana kami membantu membangun masyarakat berbasis hidrogen dan meletakkan dasar untuk masa depan yang bebas karbon.”


    Efesiensi Pemanfaatan Energi


    Di fasilitas demonstrasi ini, panas yang dihasilkan selama proses produksi listrik oleh generator sel bahan bakar hidrogen murni akan dimanfaatkan untuk menyediakan pemanas dan air panas di pabrik perakitan oven microwave.


    Hal ini bertujuan mencapai efisiensi energi hingga 95% untuk generator sel bahan bakar hidrogen murni melalui efek kogenerasi. Panas yang dihasilkan selama pembangkitan listrik akan digunakan untuk memanaskan awal air dalam sistem sirkulasi air untuk pendingin udara yang baru dipasang.


    Generator sel bahan bakar hidrogen telah dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan energi di pabrik. Sistem pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 760 kW telah dipasang di atap pabrik tahun lalu, di mana sebagian dari energi yang dihasilkan akan digunakan dalam sistem pembangkit listrik baru ini, yang juga mengintegrasikan baterai penyimpanan yang baru dipasang.



    SUMBER ARTIKEL:
  • techexplorist.com
  • interestingengineering.com
  • Sony dan Honda Berkolaborasi untuk Meluncurkan Mobil EV Terbarunya

    Sony dan Honda Berkolaborasi untuk Meluncurkan Mobil EV Terbarunya

    Sony Group dan Honda Motor berencana mulai menerima pesanan untuk kendaraan listrik pertama mereka setelah bekerja sama selama dua setengah tahun sebagai dua perusahaan ternama Jepang. Sony Honda Mobility (SHM) akan memperkenalkan prototipe sedan listrik yang diberi nama Afeela bulan depan pada acara Consumer Technology Show (CES) 2025 di Las Vegas, Nevada. Pengumuman ini disampaikan oleh Izumi Kawanishi, presiden sekaligus chief operating officer SHM.



    Diluncurkan di AS


    Sebelum dipamerkan untuk umum, perusahaan patungan (JV) ini akan melakukan presentasi pada konferensi pers Sony Group pada 6 Januari.


    Selain itu, pada 7 Januari, SHM akan mengadakan konferensi pers pertama secara mandiri untuk menyampaikan detail lebih lanjut mengenai peluncuran resmi Afeela pada tahun 2025. Stan di CES 2025 akan menampilkan model terbaru yang telah diperbarui menjelang peluncuran produk.


    Melalui kendaraan yang dipamerkan dan berbagai konten visual, inisiatif terbaru serta detail konsep AFEELA yang mencakup “Autonomy (otonomi yang terus berkembang), Augmentation (perluasan body, waktu, dan ruang), serta Affinity (hubungan harmonis dengan manusia dan keberadaan bersama dengan masyarakat)” akan diperkenalkan.


    Merek “Afeela,” yang bertujuan untuk “mendefinisikan ulang hubungan antara manusia dan mobilitas,” dijadwalkan meluncurkan model EV produksi massal pertamanya pada tahun 2025, dengan pengiriman yang diharapkan dimulai pada tahun 2026.



    Sedan listrik pertama Sony dan Honda


    Sedan ini akan memiliki sistem penggerak semua roda (all-wheel drive) dan ditenagai oleh dua motor listrik, masing-masing terletak di setiap poros, dengan tenaga sebesar 241 tenaga kuda. Artinya sedan listrik ini berpotensi menghasilkan lebih dari 400 tenaga kuda.


    Perusahaan juga menyatakan bahwa sedan ini akan menggunakan sistem suspensi pegas udara (air-spring suspension) dan pengaturan ban berukuran berbeda, dengan ban belakang yang lebih lebar.


    Kendaraan ini berkapasitas 91,0 kWh tapi estimasi jarak tempuh kendaraan ini masih belum ditentukan. Perusahaan mengklaim bahwa baterai dapat diisi daya hingga 150 KW fast chargers.


    Mengintip ke dalam, kabin sedan listrik Afeela memperlihatkan gaya yoke—yang dengan bentuk kemudi "U" tampaknya terinspirasi dari Tesla Model S Plaid—serta. Kabin dilengkapi dengan pencahayaan ambient, dan terdapat pengontrol di depan sandaran tangan yang memberikan akses ke dasbor digital sepenuhnya.



    Selain itu, SHM telah memutuskan untuk memperkenalkan Ridevu, layanan hiburan dalam mobil yang dikembangkan oleh Sony Pictures Entertainment untuk industri otomotif, sebagai salah satu fitur Afeela di Amerika Serikat.


    SHM berkomitmen untuk menjadikan mobilitas sebagai ruang hiburan. Dengan diperkenalkannya RIDEVU, pelanggan dapat menikmati ratusan film unggulan dari layanan yang diberikan oleh Sony Pictures Entertainment.


    Sebagai Perusahaan Teknologi Mobilitas yang menghubungkan berbagai inspirasi dan teknologi terbaru, SHM akan menghadirkan inovasi dalam mobilitas yang terbaik.



    SUMBER ARTIKEL:
  • motomobinews.id
  • whiteboardjournal.com
  • MIT merancang chip fotonik baru untuk Artificial Intelligence dipastikan hemat energi, mampu mencapai akurasi hingga 92%.

    MIT merancang chip fotonik baru untuk Artificial Intelligence dipastikan hemat energi, mampu mencapai akurasi hingga 92%.

    Meskipun masih dalam tahap awal, chip fotonik ini telah menunjukkan akurasi 96 persen saat pelatihan dan 92 persen selama inferensi, yang sebanding dengan perangkat keras konvensional.


    Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah membangun prosesor fotonik baru yang mampu melakukan semua perhitungan utama dari jaringan saraf dalam (deep neural network) pada sebuah chip, sehingga memungkinkan Machine learning (ML) yang hemat energi.


    Bagi yang Belum tau? Machine learning (ML) adalah teknologi yang dirancang agar mesin mampu belajar secara mandiri tanpa membutuhkan arahan langsung dari penggunanya. Pembelajaran mesin ini dikembangkan dengan memanfaatkan berbagai disiplin ilmu, seperti statistika, matematika, dan data mining. Dengan pendekatan ini, mesin dapat mempelajari pola dan menganalisis data tanpa perlu diprogram ulang atau diberikan instruksi secara terus-menerus.


    Chip ini mampu menyelesaikan perhitungan utama dalam waktu kurang dari setengah nanodetik, sehingga dapat mendukung aplikasi kecerdasan buatan (AI) ultracepat di masa depan, menurut siaran pers universitas tersebut.


    Jaringan saraf dalam, yang saat ini banyak digunakan untuk membangun aplikasi AI mutakhir, juga mendorong batas perangkat keras komputasi.


    Bidang AI yang sedang berkembang sudah dikenal menggunakan infrastruktur yang boros energi, dan dengan batas perangkat keras elektronik yang semakin mendekat, para peneliti berupaya menghadirkan inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan komputasi sekaligus hemat energi.


    Perangkat keras fotonik dapat memenuhi kedua aspek tersebut karena memproses informasi menggunakan cahaya, bukan elektron. Namun, teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan bergantung pada perangkat keras elektronik di beberapa area, yang memperlambat kecepatan pemrosesan dan perkembangan teknologi.


    Di sinilah tim penelitian yang dipimpin oleh Dirk Englund, peneliti utama di Quantum Photonics and Artificial Intelligence Group di MIT, membuat terobosan besar.


    Seperti halnya neuron di otak, jaringan saraf dalam (deep neural networks atau DNN) menggunakan lapisan node yang saling terhubung untuk memproses informasi dan menghasilkan output. DNN bekerja dengan dua jenis operasi: operasi linier, di mana perkalian matriks dilakukan untuk mentransformasikan data saat melewati node.


    Namun, untuk mempelajari pola rumit yang membantu mereka menyelesaikan masalah kompleks, DNN juga melakukan operasi nonlinier seperti fungsi aktivasi.


    Pada tahun 2017, tim peneliti yang dipimpin oleh Englund mengembangkan prosesor fotonik yang dapat menjalankan fungsi linier. Namun, untuk fungsi nonlinier, prosesnya masih bergantung pada perangkat keras elektronik.


    "Nonlinearitas dalam optik cukup menantang karena foton tidak mudah berinteraksi satu sama lain," jelas Saumil Bandopadhyay, seorang ilmuwan tamu di laboratorium Englund yang juga terlibat dalam proyek ini. "Hal ini membuat pemicu nonlinearitas optik membutuhkan daya yang sangat besar, sehingga menjadi tantangan untuk membangun sistem yang dapat melakukannya secara skalabel."


    Untuk mengatasi hambatan ini, Pada tahun 2017, tim penelitian yang dipimpin oleh Dirk Englund merancang perangkat yang disebut nonlinear optical function units (NOFUs). Perangkat ini menggabungkan komponen elektronik dan fotonik dalam satu chip, sehingga memungkinkan fungsi nonlinier.


    Tim tersebut membangun sebuah chip dengan tiga lapisan NOFU untuk menguji operasinya. Setelah perhitungan linier, perangkat ini mengalihkan sejumlah kecil cahaya ke fotodioda untuk mengubahnya menjadi arus listrik guna melakukan operasi nonlinier. Pendekatan ini menghilangkan kebutuhan akan penguat, sehingga proses menjadi lebih hemat energi.


    "Kami tetap berada di domain optik sepanjang waktu hingga tahap akhir ketika kami ingin membaca jawabannya," tambah Bandopadhyay. "Hal ini memungkinkan kami mencapai latensi yang sangat rendah." Prestasi ini juga memungkinkan tim untuk melatih jaringan saraf dalam (DNN) pada chip tersebut tanpa menghabiskan banyak energi.


    Chip fotonik ini menunjukkan akurasi 96 persen selama pelatihan dan 92 persen dalam aplikasi inferensi, yang membuktikan kemampuannya setara dengan perangkat keras elektronik konvensional. Selain itu, tim peneliti berhasil memproduksi chip percobaan mereka menggunakan proses foundry yang digunakan untuk chip CMOS, menunjukkan bahwa pendekatan ini sangat dapat diskalakan, menurut siaran pers tersebut.


    Tim peneliti kini berfokus untuk mengembangkan algoritma yang dapat diterapkan pada perangkat mereka untuk melatih jaringan saraf dalam (DNN) dengan lebih cepat dan hemat energi.

    Peneliti Asal Amerika Berhasil Ciptakan Nanorobot Dari DNA Yang Dirancang Untuk Mengatasi Penyebaran HIV

    Peneliti Asal Amerika Berhasil Ciptakan Nanorobot Dari DNA Yang Dirancang Untuk Mengatasi Penyebaran HIV


    Peneliti dari Illinois mengembangkan tangan nanorobotik yang terbuat dari DNA, robot tersebut mampu mendeteksi virus sekaligus mencegah infeksi dengan menghalangi virus memasuki sel. Model Nanorobot yang diberi nama NanoGripper tersebut terinspirasi dari bentuk tangan manusia, memiliki empat jari dan dibuat dari satu untai DNA melalui teknik "origami DNA."


    Teknologi inovatif ini akan sangat berguna untuk perkemabangan kedokteran di masa depan. NanoGripper juga dirancang mampu mengirimkan obat langsung ke area-area yang sulit terjangkau manusia, seperti mengirim obat langung ke sel kanker.


    “Kami ingin menciptakan robot berskala nano dengan material lembut yang memiliki fungsi mencengkeram, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, robot yang mampu berinteraksi dengan sel, virus, dan molekul nano lainya,” kata Xing Wang, Peneliti NanoGripper.



    Para peneliti memilih DNA sebagai bahan dasar untuk membuat NanoGripper, hal ini dikarenakan DNA memiliki sifat struktural yang sangat mendukung pembuatan nanorobot. Menurut wang DNA memiliki sifat kuat, fleksibel, dan dapat dirancang secara spesifik untuk membuat struktur yang diinginkan. BIdang ini disebut origami DNA teknik melipat DNA untuk membuat struktur nano), pendekatan ini dianggap baru. Para peneliti menggunakan satu untai DNA panjang yang dilipat bolak-balik untuk menciptakan semua bagian nanorobot—baik bagian yang statis (tidak bergerak) maupun bagian yang dinamis (bergerak)—hanya dalam satu langkah.


    Jari-jari NanoGripper dilengkapi dengan aptamer DNA atau segmen pendek dari molekul DNA yang dapat mengenali dan mengikat target spesifik, seperti protein, virus, atau molekul lainnya. Aptamer bekerja seperti "kunci" yang dapat "membuka" atau mengikat "gembok" tertentu yang ada pada molekul targetnya. Dalam hal ini, aptamer DNA memiliki kemampuan untuk mengenali dan mengikat virus atau molekul spesifik dengan sangat presisi, meskipun ukurannya sangat kecil.



    Pada NanoGripper, aptamer DNA digunakan di ujung jari nanorobot untuk mengenali dan mengikat protein tertentu yang ada di permukaan virus (seperti protein spike pada virus COVID-19). Dengan cara ini, NanoGripper dapat menangkap dan menonaktifkan virus atau mencegah virus masuk ke dalam sel tubuh. Keunggulan aptamer DNA adalah sifatnya yang sangat fleksibel dan dapat diprogram, memungkinkan untuk disesuaikan dengan target tertentu dalam berbagai aplikasi biomedis.


    Selain bisa menangkap virus dan mencegahnya masuk ke dalam sel, NanoGripper juga bisa menempel pada permukaan atau struktur nano lain, sehingga memungkinkanuntuk digunakan dalam mendeteksi penyakit dan pengiriman obat. Salah satu contoh penggunaannya adalah dalam tes COVID-19 yang sangat cepat, hanya membutuhkan 30 menit untuk mendapatkan hasil. Tes ini memiliki keakuratan yang setara dengan tes PCR, namun jauh lebih cepat. Ketika virus tertangkap oleh tangan NanoGripper, molekul fluoresen di dalamnya akan menyala saat disinari dengan cahaya, membuat virus tersebut terlihat terang dan mudah dihitung. Teknologi ini bisa digunakan tidak hanya untuk mendeteksi COVID-19, tetapi juga virus lain seperti influenza, HIV, dan hepatitis B.



    SUMBER ARTIKEL:
  • techexplorist.com
  • interestingengineering.com
  • science.org
  • Fakta Menarik Ternyata Fitoplankton  Adalah Penghasil Oksigen Terbesar di Bumi

    Fakta Menarik Ternyata Fitoplankton Adalah Penghasil Oksigen Terbesar di Bumi


    Ternyata tumbuhan bukan penghasil oksigen terbesar. Penghasil oksigen terbanyak di bumi Ternyata berasal dari laut yang dihasilkan oleh mikroorganisme kecil bernama fitoplankton. Mengutip The Newport Bay Conservancy (NBC), para ilmuwan dalam penelitiannya telah membuktikan bahwa 50-80 persen oksigen di atmosfer bumi dihasilkan oleh fitoplankton saat melakukan fotosintesis.Sedangkan pohon atau tanaman, hanya menghasilkan sekitar 20 persennya saja.Jadi ya, fitoplankton memang menghasilkan lebih banyak oksigen dari pada  hijau.

    Fitoplankton adalah kelompok organisme mikroskopis yang hidup di perairan , baik di air tawar maupun di laut. Fitoplankton terdiri dari mikroalga, seperti ganggang dan cyanobacteria, yang mampu melakukan fotosintesis. Mereka mengapung bebas di permukaan air dan menjadi sumber makanan bagi berbagai organisme lain, termasuk zooplankton, hewan planktonik yang memakan fitoplankton.


    Peran Fitoplankton:

    Fitoplankton memiliki peran penting dalam ekosistem perairan dan juga bagi Bumi secara keseluruhan. Beberapa peran penting fitoplankton adalah: 

    Produksi Oksigen: Fitoplankton adalah salah satu sumber utama oksigen di Bumi . Melalui fotosintesis, mereka mengubah karbon dioksida dan sinar matahari menjadi oksigen. Diperkirakan sekitar setengah dari oksigen yang dihasilkan di Bumi berasal dari fitoplankton.

    Basis Rantai Makanan: Fitoplankton merupakan dasar rantai makanan di perairan. Mereka menjadi sumber makanan utama bagi zooplankton, hewan-hewan laut kecil, ikan-ikan, burung laut, dan bahkan beberapa mamalia laut. Degnan demikian, fitoplankton memainkan peran penting dalam menyediakan makanan bagi organisme-organisme lain di ekosistem perairan.

    Penyerapan Karbon: Fitoplankton juga memiliki peran dalam siklus karbon di Bumi. Mereka dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan mengubahnya menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Ketika fitoplankton mati atau dimakan oleh organisme lain, karbonnya dapat turun ke dasar perairan atau menjadi bagian dari sedimen, membantu mengurangi kadar karbon dioksida di atmosfer.

    Indikator Kualitas Air: Komposisi dan keberadaan fitoplankton dapat digunakan sebagai indikator kualitas air. Beberapa jenis fitoplankton hanya muncul di lingkungan yang bersih dan sehat, sementara jenis lain dapat menunjukkan kondisi air yang tercemar atau tidak sehat.

    Klasifikasi Fitoplankton:

    Fitoplankton dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis dan ukuran. Beberapa kelompok fitoplankton yang umum meliputi:

    Diatom: Diatom adalah kelompok fitoplankton yang memiliki dinding sel yang terbuat dari silika. Mereka memiliki berbagai bentuk dan ukuran yang beragam, dan dapat ditemukan baik di perairan tawar maupun laut.

    Dinoflagellata: Dinoflagellata adalah kelompok fitoplankton yang memiliki flagela, struktur bergerak yang membantu mereka bergerak di dalam air. Beberapa jenis dinoflagellata dapat menghasilkan toksin yang berbahaya bagi organisme lain, dan dapat menyebabkan fenomena algal bloom (ledakan alga) yang merugikan ekosistem perairan.

    Cyanobacteria: Cyanobacteria, juga dikenal sebagai alga biru-hijau, adalah kelompok fitoplankton yang memiliki kemampuan fotosintesis. Beberapa jenis cyanobacteria dapat menghasilkan toksin yang berbahaya bagi organisme lain dan dapat menyebabkan ledakan alga yang merugikan kesehatan manusia dan lingkungan perairan.

    Ada banyak jenis fitoplankton lainnya yang memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Keberagaman fitoplankton ini menciptakan rantai makanan yang kompleks dan mendukung kehidupan di perairan.


    SUMBER ARTIKEL:
  • techexplorist.com
  • interestingengineering.com
  • science.org
  • Mengapa Kulit Manusia Purba Tahan Terhadap Paparan Sinar Matahari ?

    Mengapa Kulit Manusia Purba Tahan Terhadap Paparan Sinar Matahari ?


    Manusia moderen kebanyakan pasti menghindari lansung dari sengatan sinar Matahari, kecuali dalam kadar panas tertentu. Hal tersebut kemudian melahirkan produk-produk yang berfungsi untuk melindungi manusia dari sinar matahari secara langsung, seperti sunscreen, topi, kacamata hitam, dll. effek yang pasti dirasakan saat terkena sinar matahari adalah rasa terbakar pada permukaan kuliat yang berakir pada penyesalan.


    Lantas, apa yang terjadi dengan kulit manusia purba, selama ribuan tahun berhadapan langung dengan sinar maatahari ? Evolusi Kulit Manusia Purba Homo sapiens menghabiskan sebagian besar masa prasejarah tanpa perlindungan apapun, kebanyakan malah telanjang. Tubuh mereka di hadapkan langung dengan perubahan-perubahan cuaca dibumi, apalagi setiap tempat memiliki cuaca yang berbeda. tubuh manusia ternyata secara alami akan  menyesuaikan dengan kondisi alam yang ada di sekitarnya.


    Ketika musim salju sebagian akan mencari tempat berlindung seperti gua-gua atau bagi mereka yang telah berkembang secara kreativitas akan membuat tempat perlindungan dari rating kayu, kulit binatang, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan. Menjelang kemarau orang-orang akan mulai berkativitas lagi untuk mengumpulkan makanan yang berada di luar ruangan, dan sebagian besar kulit mereka yang telanjang adalah perlindugnan yang mereka miliki.



    Penelitian menjelaskan, kulit manusa purba ternyata mengalami evolusi yang membuat mereka dapat bertahan di bawah sinar matahati. Lapisan permukaan kulit epidermis menjadi lebih tebal dengan lebih banyak lapisan sel. Bagi kebanyakan orang, kulit menjadi lebih hitam secara bertahap saat sel-sel khusus beraksi untuk menghasilkan pigmen pelindung yang disebut eumelanin. Maka dari itu, jenis kulit hitam akan jauh lebih baik untuk survive di area panas dari pada yeng memiliki kulit cerah.


    Molekul yang luar biasa ini menyerap cahaya yang paling terlihat, menyebabkannya terlihat sangat coklat tua, hampir hitam. Eumelanin juga menyerap radiasi ultraviolet yang merusak. Tenyata kadungan eumelanin pada manusa juga di pengaruhi faktor genetik mereka. Beberapa memiliki banyak dan mampu menghasilkan lebih banyak ketika kulit mereka terkena sinar matahari.


    Penelitian tentang evolusi pigmentasi kulit manusia telah menunjukkan bahwa warna kulit orang-orang di zaman prasejarah disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat, terutama pada tingkat sinar ultraviolet setempat. Orang-orang yang hidup di bawah sinar UV yang kuat – seperti yang akan Anda temukan di dekat khatulistiwa – dari tahun ke tahun memiliki kulit berpigmen gelap dan sangat kecokelatan yang mampu membuat banyak eumelanin. Orang yang hidup di bawah tingkat UV yang lebih lemah dan lebih musiman – seperti yang Anda temukan di sebagian besar Eropa utara dan Asia utara – memiliki kulit yang lebih terang yang hanya memiliki kemampuan terbatas untuk mengassilkan pigmen pelindung.


    Penyebaran mereka terjadi sangat pelan karena dilakukan dengan jalan kaki sehingga Kulit mereka beradaptasi dengan perubahan yang perlahan. Pada kondisi banyaj mendapat sinar sinar matahari tubuh akan memproduksi lebih banyak eumelanin dan menjadi lebih gelap, sedangkan pigmen akan pigmen mulau mengurang di musim gugur dan musim dingin ketika matahari tidak begitu kuat. Bahkan untuk orang dengan kulit berpigmen ringan, sengatan matahari yang menyakitkan akan sangat jarang terjadi karena tidak pernah ada kejutan tiba-tiba dari paparan sinar matahari yang kuat.


    Sebaliknya, saat Matahari menguat selama musim semi, lapisan atas kulit mereka akan menjadi lebih tebal secara bertahap selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan terpapar sinar matahari.

    Ini bukan untuk mengatakan bahwa kulit tidak akan rusak menurut standar saat ini: Dermatologis akan terkejut dengan penampilan kulit nenek moyang kita yang kasar dan keriput. Warna kulit, seperti tingkat Matahari itu sendiri, berubah seiring musim, dan kulit dengan cepat menunjukkan usianya. Ini masih berlaku bagi orang-orang yang hidup tradisional, kebanyakan di luar ruangan, tinggal di banyak bagian dunia.


    Tidak ada kulit yang diawetkan dari ribuan tahun yang lalu untuk dipelajari para ilmuwan, tetapi kita dapat menyimpulkan dari efek paparan sinar matahari pada orang modern bahwa kerusakannya serupa. Paparan sinar matahari kronis dapat menyebabkan kanker kulit, tetapi jarang dari jenis – melanoma – yang akan menyebabkan kematian selama usia reproduksi.



    Dampak hidup dalam ruangan Sampai sekitar 10.000 tahun yang lalu – manusia mencari nafkah dengan mengumpulkan makanan, berburu, dan memancing. Hubungan manusia dengan Matahari dan sinar matahari banyak berubah setelah orang mulai menetap dan tinggal di pemukiman permanen. Pertanian dan penyimpanan makanan dikaitkan dengan pengembangan hunian tidak bergerak. Sekitar tahun 6000 SM. banyak orang di seluruh dunia menghabiskan lebih banyak waktu di pemukiman bertembok dan lebih banyak waktu di dalam ruangan.


    Banyak dari mereka mulai melindungi diri dari matahari ketika siang menjelang. sekitar 3000 SM, seluruh industri perlindungan matahari tumbuh untuk menciptakan segala macam peralatan - payung, payung, topi, tenda, dan pakaian - yang akan melindungi orang dari ketidaknyamanan dan penggelapan kulit yang tak terhindarkan terkait dengan paparan sinar matahari yang lama. Sementara beberapa di antaranya awalnya diperuntukkan bagi kaum bangsawan - seperti payung dan payung Mesir kuno dan Cina - barang-barang mewah ini mulai dibuat dan digunakan lebih luas.


    Konsekuensi penting dari praktik-praktik ini dalam masyarakat menciptakan kelas sosial, timbulnya padangan bahwa orang-orang yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di dalam ruangan menganggap diri mereka istimewa, dan kulit mereka yang lebih terang mengumumkan status mereka. Sebuah "tan petani" tidak glamor: kulit yang gelap akibat sinar matahari adalah hukuman yang terkait dengan kerja keras di luar ruangan, bukan karena keinginan yang saat ini disebut eksotis. Hingga pada akhirnya perbedaan warna kulit berdampak pada sifat rasial bagi sebagian orang moderen.



    SUMBER ARTIKEL:
  • techexplorist.com
  • interestingengineering.com
  • science.org
  •